Pengalaman Jadi Mahasiswa PPL di Sekolah

Akhirnya selesai magang juga! Udah nggak sabar nih pengen cerita sama temen-temen, ngapain aja sih selama PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di sekolah. Seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya, di program studi tempat saya kuliah ada semacam pembagian beberapa peminatan dan saya pilih bidang pengajaran. Jadi sudah jelas kan di mana lagi tempat magangnya kalau kalau bukan di sekolah.

Di kampusku, sistem pemilihan tempat magangnya masih diberi kebebasan untuk pilih sesuai keinginan mahasiswa, kalau di universitas lain denger-denger ada yang ditentuin oleh pihak kampusnya.

Singkat cerita, kami diberi opsi untuk pilih SMP atau SMA. Saya sedikit kebingungan dalam memilih, pertimbangannya karena di SMP anak-anaknya masih tergolong bocah, pasti masih suka ribut dan susah diatur. Sedangkan di SMA muridnya udah taulah ya gimana kalau ada guru PPL. Tapi, dibandingkan anak SMA, saya lebih cenderung memilih magang di SMP.

Akhirnya saya memutuskan magang di salah satu SMP swasta di Bandung.

Awalnya saya harus mengajukan surat pengantar magang yang ditujukan untuk Wakasek Kurikulum, lalu ditindak lanjuti bersama Kepala Sekolah. Setelah diterima, saya diberitahu kapan waktu untuk memulai magangnya. Saat itu sedikit nego sih sama pihak sekolah, karena saya masih ada urusan di kampus yang harus diselesaikan sebelum PPL dimulai. Oh ya, kalian bisa nego, tapi dengan catatan urusan yang sangat penting dan nggak bisa diganggu.

Setelah kedua pihak menyetujui, saya dikenalkan dengan seorang guru pamong mahasiswa PPL Bahasa Inggris. Guru pamong itu merupakan guru yang akan membimbing kita selama melaksanakan PPL, mulai dari pembuatan RPP, bahan ajar, bahkan jika ada masalah dengan proses pembelajaran di kelas lainnya kita bisa mendiskusikan dengan guru pamong. 

Sebelum magang dimulai, saya diberi waktu untuk observasi lingkungan sekolah dan kelas yang akan saya ajar. Pada saat itu saya diberi waktu untuk mengenal situasi kelas dan siswanya pada saat jadwal guru pamong mengajar. Ketika observasi, kita harus mengamati karakter kelas A itu sifat anaknya gimana. Mengenal sifat anak itu jugaperlu lho, jadi kita bisa menentukan model atau metode pembelajaran apa yang bakal kita terapkan di kelas supaya anak-anak tertarik mengikuti pembelajaran.

Setelah guru pamong merasa kita udah siap untuk dilepas menangani kelas sendiri, kita akan dilepas ngajar tanpa ditemani guru pamong. Akan tetapi ada beberapa temen PPL saya yang kerap ditemani guru pamong ketika mereka ngajar. Entah beruntung atau buntung, saya sudah dilepas untuk masuk kelas sendiri dari hari pertama magang. Seneng nggak seneng sih, senengnya nggak akan takut salah atau grogi karena diawasi. Terus nggak senengnya, karena sifat asli siswa pada keluar, alias ribut dan kelas kurang kondusif.

Jadi, intinya apa sih tugas seorang PPL itu?

Di sekolah tempat saya magang ada 3 tugas, diantaranya:

MENGAJAR

Jika kita PPL kependidikan di sekolah, tugas utamanya ya pasti mengajar sesuai dengan prodi yang kita ambil. Karena saya mahasiswa jurusan Sastra/Bahasa Inggris, otomatis saya mengajar pelajaran Bahasa Inggris. Banyak banget suka suka-duka menjadi pengajar Bahasa Inggris, apalagi menangani anak-anak kelas 1 SMP yang vocabulary nya masih sangat-sangat terbatas. Masalah selanjutnya, kalau kita nyuruh bawa kamus atau ngerjain tugas, paling cuma ada satu atau dua orang yang nurut.

PIKET KBM

Jadi petugas piket tuh, tugasnya mengawasi proses pembelajaran pada hari itu. Banyak dan gak menentu sih tugasnya, tapi ringan kok, misalnya:

  1. Membunyikan bel tanda masuk, perpindahan jam pelajaran, jam pulang
  2. Mendata siswa yang datang terlambat
  3. Membuat surat izin keluar sekolah sementara untuk siswa yang hendak keluar lingkungan sekolah
  4. Membuat surat izin pulang jika siswa sakit atau sedang ada kepentingan keluarga
  5. Memastikan kehadiran guru yang punya jadwal ngajar pada hari itu di semua kelas
  6. Menyampaikan tugas ke kelas jika gurunya berhalangan hadir
  7. Mengawasi kelas-kelas yang gurunya tidak hadir
  8. Menyampaikan titipan barang dari orang tua untuk anaknya di kelas
  9. Mengumumkan berbagai macam pengumuman jika disuruh
  10. Merekap absensi siswa seluruh kelas

BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Sebagai mahasiswa PPL, nilai yang kita butuhin nggak cuma nilai dari ngajar atau kehadiran aja. Tapi keaktifan. Memang nggak diwajibkan, akan tetapi ini hanya untuk menambah pengalaman aja. Nah, karena di sekolah tempat saya magang ada wadahnya untuk guru Bahasa Inggris. Jadi, saya dan kedua temen PPL Bahasa Inggris disuruh untuk membimbing ekstrakurikuler English Club. Namun sedihnya, anaknya masih malu-malu. Jadi setiap disuruh ini itu, mereka kadang nggak mau, malu katanya hiks. Alhasil kelas English Club jadi garing.

PERPISAHAN PPL

Ketika waktu PPL selesai, di beberapa sekolah punya budaya pelepasan PPL dengan mengadakan semacam syukuran. Kalau kalian hanya magang sendiri di sekolah nya alias nggak ada PPL lain, kalian cuma perlu ngasih guru pamong dan Wakasek Kurikulum. Eits, tapi bukan untuk sogok menyogok ya, ini sebagai tanda terima kasih aja. Masa mau melenggang keluar begitu saja.

Karena di sekolah tempat magangku mahasiswa PPL nya banyak, jadi kita patungan untuk perpisahan PPL. Pada saat itu kita sepakat untuk beli nasi tumpeng, snack, kenang-kenangan untuk sekolah, bingkisan untuk kepsek dan wakasek. Sedangkan kenang-kenangan untuk pamong, kita beli sendiri-sendiri. Bebas sebetulnya.

Kesimpulannya untuk kalian yang mau PPL kependidikan, saya sarankan kalian untuk membuat RPP jauh-jauh hari sebelum PPL supaya nanti nggak dikejar waktu. Terakhir, mendalami materi pengajaran itu sangat sangat penting, supaya ketika menjelaskan materi ke siswa kita nggak membuat kesalahan.

4 thoughts on “Pengalaman Jadi Mahasiswa PPL di Sekolah

Leave a comment